Selasa, 20 Desember 2011

MAKALAH ABREVIASI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk beluk bentuk kata. Oleh karena itu, tidak heran apabila di dalamnya terdapat pembahasan mengenai abreviasi. Di dalam abreviasi kita akan mempelajari pemenggalan, akronim, kontraksi dan penyingkatan.
            Membuat klasifikasi atas bentuk-bentuk pemendekan bukanlah pekerjaan yang mudah. Pada berbagai bentuk pemendekan, sering terjadi tumpang tindih, baik yang berupa lambang huruf maupun pada singkatan akronim.
            Untuk lebih memahami masalah tersebut, tidak ada salahnya jika kita mencoba memahaminya secara lebih mendalam. Dalam makalah ini akan dibahas abreviasi yang ditemui dalam bahasa Indonesia. Semoga makalah ini mampu memberikan sedikit pemahaman tentang abreviasi.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian abreviasi?
2.    Apa jenis-jenis abreviasi?









BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Abreviasi
Ø  Abreviasi adalah pemendekan bentuk sebagai bentuk yang lengkap, bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frase (KBBI, 2002: 3).
Ø  Abreviasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem atau gabungan leksem menjadi kependekan. Pemendekan kata (abreviasi) merupakan salah satu cara proses pembentukan kata, yakni dengan menyingkat kata menjadi huruf, bagian kata, atau gabungan sehingga membentuk sebuah kata. Pembentukan kata melalui abreviasi ini meliputi singkatan, akronim, dan lambang (Zaenal Aifin, Junaiyah H.M, 2009: 13)
Ø  Abreviasi dapat juga diartikan sebagai proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan (Harimurti Kridalaksana, 1989: 159).
B.     Jenis-jenis Pemendekan (Abreviasi)
Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Secara umum, pemendekan kata dibedakan menjadi:
a.      Pemenggalan
yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata atau leksem.
Contoh: lab (laboratorium), prof (profesor), pak (bapak), bu (ibu).
b.      Akronim
yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf yang ditulis menjadi sebuah kata yang dapat dilafalkan.
Contoh: ABRI, AMPI, FISE, GOR, dsb.


c.       Kontraksi
yaitu proses pemendekan dengan meringkaskan gabungan leksem dasar atau gabungan fonem. Contoh: mendagri, depdiknas, menlu, depkeu, hankam, hansip, polda, dsb.
d.      Penyingkatan
yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata yang berupa gabungan huruf.
Contoh: DPR, MPR, KPK, UNY, FBS, dsb.
Namun Harimurti menggolongkan abreviasi ke dalam lima jenis, selain keempat jenis di atas ada juga lambang huruf , yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan onsep dasar kuantitas, satuan, atau unsure. Contoh: cm, g, kg, dll.
C.     Morfem Visual dan Morfem Auditif
·   Morfem visual merupakan bentuk bahasa satuan yang tidak pernah dilafalkan. Dalam kaitannya dengan kependekan, yang termasuk dalam morfem visual adalah bentuk singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf seperti dll. Bentuk dll hanya terdapat dalam bentuk tulis dan yang dilafalkan selalu bentuk kepanjangannya dan lain-lain. Antara dll dan dan lain-lain terdapat relasi yang tetap dan teratur, keduanya mengacu pada referen yang sama di luar bahasa. Contoh singkatan yang masuk dalam morfem visual antara lain dsb., dst., dng., tgl., hlm., bhw., dan a.l.
·   Morfem auditif merupakan bentuk bahasa satuan yang dapat dilafalkan sesuai dengan bentuk grafemnya. Dalam kaitannya dengan kependekan, yang termasuk dalam morfem auditif adalah bentuk singkatan yang dapat dieja huruf demi huruf. Misalnya, PBSI (pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).
D.     Alomorf dan Aloleks
Hubungan antara sebuah bentuk kependekan dan bentuk kepanjangan dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
Ø Sebuah bentuk kependekan dapat dianggap sebagai alomorf dari bentuk kepanjangannya. Misalnya, Inpres dapat dianggap alomorf dari bentuk Instruksi Presiden. Bentuk kependekan dianggap sebagai sebuah morfem tersendiri dan bentuk kepanjangannya merupakan morfem atau gabungan morfem yang lain. Namun, keduanya menunjuk pada referen yang sama dan mempunyai makna yang sama. Hubungan antara keduanya serupa dengan sinonim.
Ø Sebuah bentuk kependekan dapat dianggap sebagai aloleks dari bentuk kepanjangannya. Misalnya, konstruksi Instruksi Presiden dilihat sebagai leksem-leksem yang berpadu menjadi satu gabungan leksem, sehingga Inpres disebut aloleks dari bentuk kepanjangannya. Inpres dianggap sebagai konstruksi yang terbentuk dari dua leksem, yaitu In dan Pres, dengan pelesapan sebagian leksem yang membentuk paduan itu.
E.     Klasifikasi Bentuk-Bentuk Kependekan
1.      Singkatan
No.
Proses Pemendekan
Kata
Hasil Pemendekan
1.
Pengekalan huruf pertama
Dewan Perwakilan Rakyat
DPR
2.
Pengekalan huruf pertama
Majelis Permusyawaratan Rakyat
MPR
3.
Pengekalan huruf pertama
Fakultas Bahasa dan Seni
FBS
4.
Pengekalan huruf pertama
Universitas Negeri Yogyakarta
UNY
5.
Pengekalan huruf pertama
Komisi Pemberantasan Korupsi
KPK
6.
Pengekalan huruf pertama
Bank Indonesia
BI
7.
Pengekalan huruf pertama
Kartu Tanda Penduduk
KTP
8.
Pengekalan huruf pertama
Sekolah Menengah Atas
SMA
9.
Pengekalan huruf pertama
Sekolah Menengah Kejuruan
SMK
10.
Pengekalan huruf pertama
Praktek Kerja Lapangan
PKL
11.
Pengekalan huruf pertama
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
12.
Pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi, reduplikasi dan preposisi, artikulasi dan kata
Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan
BPOM
13.
Pengekalan huruf pertama dengan bilangan, bila berulang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
P3K
14.
Pengekalan dua huruf pertama
Nyonya
Ny
15.
Pengekalan tiga huruf pertama
Oktober
Okt
16.
Pengekalan empat huruf pertama
Purnawirawan
Purn
17.
Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata
Insinyur
Ir
18.
Pengekalan huruf pertama dan ketiga
Gunung
Gn
19.
Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua
Kabupaten
Kab
20.
Pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kata kedua dari suatu kata
Tanggal
Tgl
21.
Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata
Halaman
Hlm
22.
Pengekalan huruf yang tidak beraturan
Platinum
Pt

2.      Akronim dan Kontraksi
Sub-klasifikasi kontraksi lebih sukar ditentukan dari sub-klasifikasi singkatan, penggalan, atau lambang huruf karena kaidahnya sukar diramalkan. Dengan akronim juga sulit dibedakan. Sebagai pegangan dapat ditentukan bahwa bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata wajar, kependekan itu merupakan akronim. Di sinilah letak tumpang tindih kontraksi dan akronim.
Akronim
No.
Proses Pemendekan
Kata
Hasil Pemendekan
1.
Pengekalan huruf pertama
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
FISE
2.
Pengekalan huruf pertama
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
ABRI
3.
Pengekalan huruf pertama
Gelanggang Olah Raga
GOR
4.
Pengekalan huruf pertama
Surat Izin Mengemudi
SIM
5.
Pengekalan huruf pertama
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MIPA
6.
Pengekalan huruf pertama
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus
OSPEK

Kontraksi
No.
Proses Pemendekan
Kata
Hasil Pemendekan
1.
Pengekalan suku pertama kata pertama dan kedua serta suku kata terakhir kata terakhir
Menteri dalam Negeri
Mendagri
2.
Pengekalan suku pertama kata pertama dan kedua
Departemen Luar Negeri
Deplu
3.
Pengekalan suku kata ketiga pada kata pertama dan pengekalan fonem[k, e, a, n, a,n]
Ketahanan dan Keamanan
Hankam
4.
Pengekalan suku kata pertama pada kata pertama dan ketiga serta suku kata ketiga pada kata kedua
Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas
5.
Pengekalan suku pertama pada kata pertama, suku kata ketiga pada kata kedua serta suku kata kedua pada kata ketiga
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Depdikbud
6.
Pengekalan suku kata ketiga pada kata kedua dan ketiga
Pos Pelayanan Terpadu
Posyandu
7.
Pengekalan suku kata pertama pada tiap-tiap kata
Pusat Kesehatan Masyarakat
Puskesmas
8.
Pengekalan suku kata pertama pada kata pertama dan pengekalan suku kata kedua pada kata kedua
Akademi Keperawatan
Akper
9.
Pengekalan suku kata pertama pada kata pertama serta suku kata kedua pada kata kedua
Akademi Kebidanan
Akbid
10.
Pengekalan suku kata pertama tiap-tiap kata
Bakti Sosial
Baksos
11.
Pengekalan suku kata kedua pada kata pertama serta pengekalan suku kata pertama pada kata kedua
Kepolisian Daerah
Polda
12.
Penggalan suku kata pertama tiap-tiap kata
Badan Pembangunan Nasional
Bapenas

3.      Penggalan
No.
Proses Pemendekan
Kata
Hasil Pemendekan
1.
Pengekalan suku kata pertama
Laboratorium
Lab
2.
Pengekalan suku kata pertama
Profesor
Prof
3.
Pengekalan suku kata terakhir
Bapak
Pak
4.
Pengekalan suku kata terakhir
Ibu
Bu
5.
Pengekalan suku kata pertama
Perpustakaan
Perpus
6.
Pengekalan suku kata pertama
Keterangan
Ket
7.
Pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata
Departemen
Dep
8.
Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata
September
Sept
9.
Pengekalan kata terakhir dari suatu frase
Surat kabar harian
Harian
10.
Pelesapan sebagian kata
Bahwa sesungguhnya
Bahwasannya



BAB III
KESIMPULAN
Abreviasi merupakan salah satu prosede yang ada dalam bidang kajian morfologis. Abreviasi diartikan sebagai proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan (Harimurti Kridalaksana, 1989: 159). Secara umum, pemendekan kata dapat dibedakan menjadi empat, yaitu pemenggalan, akronim, kontraksi, dan penyingkatan. Pemenggalan
yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata atau leksem. Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf yang ditulis menjadi sebuah kata yang dapat dilafalkan. Kontraksi yaitu proses pemendekan dengan meringkaskan gabungan leksem dasar atau gabungan fonem. Penyingkatan yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata yang berupa gabungan huruf.

1 komentar: