Sabtu, 08 Oktober 2011

Sepenggal cerita tentang “DIA”


Maaf, jika kau mendengarnya….(---)
Dia, seseorang yang selalu berlindung di bawah payungku ketika hujan. Meninggalkanku ketika hujan  usai, sementara aku tetap tinggal. Dia, tidak menyadari betapa orang-orang di sekelilingnya amat menyayanginya. Termasuk aku. Aku tak pernah keberatan jika dia ingin bersamaku. Aku ingin selalu menemaninya. Akan tetapi, berbeda dengannya. Dia bersamaku hanya jika ia sedang ingin. Katanya, hanya pada saat2 tertentu dia memutuskan untuk bersamaku. Dia sangat menyayangiku. Mungkin. Aku sudah banyak belajar dalam membaca tanda, termasuk kedatangannya pada hujan sore itu.
“Aku sangat suka hujan…”,katanya. Aku diam. Dia melanjutkan, “Tapi aku heran, kenapa dia hanya turun di waktu-waktu tertentu saja, waktu-waktu yang ia inginkan? ” Aku masih diam seperti biasanya. Aku tidak ingin memotong curahan hatinya. “Tak sedikit juga orang yang membencinya. Ia jahat saat ia tak diinginkan. Seperti aku, kan?”. Dia tidak melanjutkan, sepasang matanya seakan membaca apa yang sedang aku pikirkan. Lalu ia kembali menatap hujan.


Aku mengenal dirinya. Bahkan, lebih mengenal dari orang-orang yang mengenalnya. Jadi, diam tanpa mengabaikannya lebih baik kupikir. Selalu menemaninya, sampai dia meninggalkanku. Sampai kita berpisah seperti biasanya. 
Lalu ia berbisik, “Aku menyayangimu…”. Aku masih saja diam, tapi aku tau aku pun juga menyayanginya. Sungguh menyayanginya lebih dari ia mengenalku. Dan mungkin tanpa ia tau…  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar